JAKARTA - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) meminta Polri proaktif menangani kasus dugaan kekerasan dan penyiksaan terhadap pekerja kebersihan PT ISS, selama dalam penyidikan kasus Jakarta International School (JIS) di Polda Metro Jaya.
Sebab, kejadian ini diduga menyebabkan seorang pekerja kebersihan PT ISS, Azwar meninggal tak wajar saat penyidikan kasus itu di Polda Metro Jaya.
Menurut Komisioner Kompolnas Adrianus Meliala, pihaknya telah meminta Satuan Pengawas Internal Polda Metro Jaya untuk mengusut laporan keluarga terpidana kasus JIS.
Ia meminta kepolisian memberikan perhatian serius pada kasus tersebut. Sebab, hal ini akan menentukan nasib orang dan reputasi kepolisian sendiri sebagai aparat negara. "Kami akan terus mengawal pengungkapan kasus ini dalam dua minggu ke depan," kata Adrianus saat dihubungi wartawan, Minggu (22/2).
Menurut Adrianus, Kompolnas juga akan mengirim surat ke Komisi Yudisial dan Komisi Kejaksaan. "Supaya ikut aktif mengawasi kasus ini," tegasnya.
Adrianus menambahkan, Kompolnas sudah mempertemukan perwakilan keluarga terpidana kasus JIS dengan SPI Polda Metro Jaya, KY dan Kejaksaan.
"Seharusnya pihak SPI Polda Metro Jaya punya inisiatif untuk mengungkap berbagai informasi yang berkembang di publik dan fakta-fakta yang muncul saat persidangan berlangsung," timpal Patra M. Zen, salah satu Kuasa Hukum pekerja PT ISS.
Menurutnya, kasus ini punya implikasi sangat besar mengingat nasib-nasib orang-orang yang tidak bersalah. "Jangan sampai negara merampas hak asasi warna negaranya sendiri," ujar Patra.
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar menegaskan klarifikasi yang dilakukan Kompolnas harus menjadi pintu masuk investigasi terhadap laporan kekerasan terhadap pekerja kebersihan PT ISS dalam dugaan kasus pelecehan seksual di JIS.
Haris menambahkan, Polda Metro Jaya seharusnya aktif dan sensitif terharap kekerasan yang menimpa golongan masyarakat bawah. "Polisi jangan hanya menunggu laporan, harus aktif dan proaktif terlebih jika kasus hukum tersebut juga menimpa orang kecil,” katanya pekan lalu.
Dari keterangan dokter forensik RSCM kepada keluarga korban, adanya bengkak di wajah Azwar mengindikasikan bahwa sebelum meninggal otaknya retak. Selain itu, jika memang Azwar bunuh diri, ketika jenazahnya dimandikan mulutnya pasti berbusa. Namun dalam kasus Azwar hal tersebut tidak terjadi.
"Investigasi dan otopsi kematian Azwar akan menjadi bukti komitmen polisi menegakkan hak azasi manusia. Jangan sampai negara justru mengorbankan orang tak bersalah untuk kepentingan uang pihak-pihak tertentu," tegas Patra. (boy/jpnn)
Sumber : http://www.jpnn.com/read/2015/02/22/288718/Kompolnas-Minta-Polisi-Serius-Ungkap-Kontroversi-Kasus-JIS/page2
Kompolnas Minta Polisi Serius Ungkap Kontroversi Kasus JIS
Reviewed by Antitesa
on
February 24, 2015
Rating:

No comments: