Nama Neil Bantleman dan Ferdinant Tjiong menjadi dikenal luas oleh publik, paska peristiwa tuduhan sepihak dari seorang walimurid JIS yang menuduh 2 guru itu melakukan tindakan kekerasan seksual atas puteranya. Meski hingga kini tuduhan itu tak terbukti secara visum, nyatanya Pengadilan masih terus bergulir.
Terlepas dari sisi prokontra tuduhan tersebut,
ternyata sosok 2 guru yang dijadikan pesakitan itu sesungguhnya telah dikenal
secara luas bukan hanya kalangan murid dan guru JIS, namun juga masyarakat yang
pernah bergaul dengan "Bule Masuk Kampung" ini.
Meski senyap dari publikasi media massa, Neil
khususnya sudah menjalankan aksi kemanusiaan dibidang pendidikan kepada warga
Jakarta Selatan dan Tangerang. Warga Kanada berkepala botak ini, adalah sosok
yang akrab dengan anak-anak namun juga penuh sopan santun, jauh dari sikap
pelecehan seksual sebagaimana tuduhan yang dialamatkan pada dirinya.
"Pak Neil itu memang sangat ramah, tak segan
untuk membantu kami untuk menolong anak-anak pemulung agar dapat bersekolah
dengan layak hingga tuntas," ujar Retno Hapsari, Kepala sebuah LSM yang
membidangi pemberdayaan keluarga dan anak-anak pemulung di bilangan Cilandak,
Jakarta Selatan.
Retno mengakui, bantuan Neil terhadap anak-anak itu
sangat bermanfaat khususnya untuk menyelesaikan sekolah mereka, namun dengan
cara mendidik agar mereka tetap mampu mandiri.
"Neil mengajarkan agar kami membuat produk dari
limbah yang bisa didaur ulang, juga ia bantu pasarkan pada anak-anak JIS,"
ujar Retno.
Wanita paruh baya itu menegaskan, selama ini tidak
pernah mendengar atau menerima pengaduan perilaku negatif dari Neil. Retno
mengatakan, perilaku Neil sangat baik dan jauh dari gambaran yang dituduhkan
dalam oleh TPW dalam kasus kekerasan seksual itu.
"Saya jadi merasa aneh, kalau seorang Neil
Bantleman dituduhkan dengan kasus keji tersebut," ujar Retno.
Anak Kampung Masuk JIS
Ternyata, Neil banyak memberikan sumbangsih terhadap
keterbukaan JIS dengan masyarakat sekitar dalam interaksi sosial. Ia menjadi
fasilitator dan penjamin agar anak-anak tidak mampu diluar JIS bisa belajar
bersama anak-anak JIS yang tergolong highclass.
Dengan program-program sosialnya, Neil mencairkan
kesan angker gerbang JIS yang selama ini dianggap masyarakat sangat tertutup.
Hal itu diakui oleh banyak pengelola Yayasan yang selama ini bekerjasama dengan
JIS di event-event sosial JIS.
Pada Minggu 8 Maret 2015 lalu, JIS mengadakan event
running dengan tema "Justice for the Innocent Fun Run”. Event
ini dilaksanakan dalam bentuk penghargaan atau dukungan terhadap Neil dan Ferdi
selaku tersangka dalam kasus JIS, Juga sebagai pengungkapan rasa bangga
terhadap dua guru tersebut.
JIS mengundang 120 anak kurang mampu dari 10 yayasan
atau organisasi yang berbeda.Termasuk Yayasan Kampung Kids, Sekolah Kami,
XSProject, dan Insan Anugerah. Hampir semua komunitas ini pernah berinteraksi
dengan Neil maupun Ferdi.
Dukungan ini sebagai apresiasi atas jasa mereka yang
selama ini sangat humanis dan memperhatikan kelayakan pendidikan bagi anak-anak
yg kurang mampu. Terlepas dari kasus yang tengah membelit Ferdi dan Neil dalam
kasus dugaan pelecehan seksual terhadap murid TK JIS . Namun JIS adalah salah
satu lembaga pendidikan yang aktif melakukan kampanye anti trafficking dan
kekerasan seksual terhadap anak.
Sumber : http://antitesanews.com/news/politik/16-03-2015/152-melihat-sisi-humanis-neil-bantleman-dan-ferdinant-tjiong
Melihat Sisi Humanis Neil Bantleman Dan Ferdinant Tjiong
Reviewed by Antitesa
on
March 16, 2015
Rating:

No comments: